![]() |
| Sumber : Google |
Sebagian orang menganggap mengakui diri fakir miskin bukan merupakan do'a yang tersirat, bisa jadi ini adalah do'a yang diijabah oleh Allah Subhanahu Wa ta'ala.
Beberapa bulan lalu, telinga kita tidak asing dari kata-kata BLT atau Bantuan Langsung Tunai, baik itu dari pemerintah pusat atau dari pemerintah desa.
BLT yang tujuannya untuk masyarakat yang kurang mampu dan masyarakat yang rentan terkena Covid-19.
Kita disini tidak membahas BLT atau Covid-19, kita akan membahas bagaimana respon masyarakat mengenai BLT ini.
Banyak yang kita dengar dimasyarakat, cukup banyak warga yang tidak tergolong kedalam 2 kategori penerima BLT, tetapi mereka banyak sekali yang mengaku bahwa mereka fakir miskin.
Kalau kita bicara fakir miskin kita bisa mengartikan secara sederhana. Fakir adalah jika seseorang membutuhkan uang Rp. 10,000,- maka yang didapatkan cuma Rp. 5,000,- berarti dia masih kekurangan setengah dari yang dibutuhkan sedangkan miskin adalah jika seseorang membutuhkan uang Rp. 10,000,- maka yang didapatkan cuma Rp. 7,000,- berarti dia masih kekurangan 1/3 dari yang dibutuhkan.
Itu pengertian sederhana yang tergolong fakir miskin, mereka tergolong masyarakat yg tidak berkecukupan harta, walaupun sudah berusaha.
Masyarakat yang mampu, berani berkata jika dia termasuk fakir miskin demi mengharapkan uang yang bukan merupakan haknya.
Jika dilihat kondisi dilapangan, banyak orang yg mengaku fakir miskin, tapi memiliki kendaraan yang mewah dirumahnya, memiliki lahan pertanian yang sangat luas serta perkebunan yang luas, tetapi mereka masih saja berdo'a untuk jadi fakir miskin.
Sangat disayangkan jika do'anya diijabah Allah Subhanahu Wa ta'ala, akhirnya dia menjadi fakir miskin.
Hikmah dibalik semua ini, jangan tergiur akan hal yang bukan milik kita, tapi syukuri yang sudah kita miliki, Insya Allah pasti kita akan menjadi hamba yang selalu kaya tanpa kekurangan sedikit pun.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Tidak ada komentar:
Posting Komentar