![]() |
Foto : Zulkifli, M.Kom |
Pasca bergulirnya reformasi telah memunculkan berbagai bentuk dan ragam organisasi di negeri ini.
Lahirnya organisasi bagaikan jamur di musim hujan, memang munculnya organisasi tersebut akan berdampak positif bagi aktivitas para pemuda dan mahasiswa pada umumnya.
Sebagai akibat dari munculnya berbagai ragam organisasi para mahasiswa yang pada hakikatnya adalah insan akademik yang perlu dibekali kemampuan berpikir logis, dan ketajaman analisis dalam menghadapi dampak globalisasi dewasa ini.
Maka untuk menyahuti tantangan tersebut perlu dibentuk suatu pola pengembangan bagi mahasiswa, salah satu upaya adalah dengan membentuk berbagai wadah organisasi dalam lingkup perguruan tinggi.
Sesuai dengan Kepmendikbud nomor 155/U/1998 tentang Pedoman umum organisasi kemahasiswaan di Perguruan Tinggi dan keputusan Dirjen pendidikan tinggi No.26/Dikti/Kep/2002 tentang pelarangan organisasi ekstra kampus atau partai politik dalam kehidupan kampus.
Keberadaan organisasi di kampus sering disebut dengan organisasi Intrakurikuler yaitu organisasi yang berfungsi sebagai wadah pengembangan kemahasiswaan di dalam kampus dan eksistensinya secara formal diakui oleh pimpinan perguruan tinggi.
Tujuan dari organisasi kampus pada hakekatnya untuk mempersiapkan mahasiswa yang berkarakter, mempunyai sifat intelektual, wawasan berpikir yang kreatif, inovatif, kemampuan berkomunikasi, keseimbangan emosi, penghayatan spritual agar menjadi warga negara yang berkarakter dan bertanggung jawab.
Disamping itu juga sebagai wadah pengembangan untuk menjadi seorang mahasiswa yang berkekuatan moral dalam mewujudkan masyarakat yang madani.
Tapi keaktifan mahasiswa dalam organisasi kampus jangan sampai mengorbankan tugas utama sebagai mahasiswa untuk belajar dan mengikuti perkuliahan.
Mahasiswa yang kreatif dituntut untuk bisa membagi waktu antara belajar dan berorganisasi, jangan gara-gara aktif berorganisasi kuliah akan amburadul, itu sangat tidak diharapkan.
Mahasiswa digolongkan sukses apabila mahasiswa bisa membagi waktu antara kuliah dan berorganisasi.
Maka diharapkan pada mahasiswa yang ingin berorganisasi pandai-pandailah membagi waktu. Jangan korbankan kuliah demi organisasi karena tujuan utama ke kampus adalah untuk kuliah.
Kehadiran organisasi intra kampus mempunyai peran strategis dalam pola pengembangan kemahasiswaan.
Sedangkan organisasi ekstrakurikuler adalah merupakan organisasi yang eksistensinya berada diluar lingkup perguruan tinggi, seperti HMI, GMNI, KNPI, dan lainnya.
Walaupun sejumlah anggotanya adalah mahasiswa dari perguruan tinggi yang bersangkutan tapi eksistensi keberadaan adalah diluar wewenang pimpinan perguruan tinggi (Rektor).
Dan keterlibatan mahasiswa dalam organisasi diluar kampus merupakan tanggung jawab individual dari mahasiswa tersebut secara perorangan.
Keberadaan organisasi Intrakurikuler di Kampus-kamppus, termasuk Universitas Almuslim sendiri sekarang sudah cukup eksis dan tampak aktivitasnya.
Dimana ditingkat jurusan (prodi) ada organsasi yang namanya HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan).
Ditingkat Fakultas ada organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEM Fakultas) yang dipimpin oleh seorang Gubernur BEM.
Untuk tingkat Universitas ada organisasi Pemerintah Mahasiwa (PEMA) yang diketuai oleh seorang Presiden Mahasiswa.
Dan selain organisasi-organisasi tersebut juga ada organisasi yang langsung berhubungan dengan penalaran minat dan bakat yaitu Unit-unit kegiatan Mahasiswa (UKM) pada organisasi unit-unit kegiatan ini bersifat spesifik langsung pada kegiatan keilmuan, penalaran, minat dan bakat, kepedulian sosial, dan kemampuan atau kepandaian seseorang.
Berorganisasi bagi mahasiswa akan dapat memberikan nilai tambah bagi pendewasaan dan juga dapat membawa suasana baru yang sangat bermanfaat.
Karena berorganisasi merupakan kegiatan positif yang akan memberi arti lain dalam menjalani perkuliahan karena dinamika kehidupan mahasiswa dikampus dewasa ini telah menjadi topik yang sangat aktual ditengah-tengah masyarakat.
Mahasiswa yang dianggap sebagai insan intelektual selalu dituntut untuk aktip baik secara kurikuler maupun ektrakurikuler sehingga dari aktivitas yang positif tersebut akan mampu membentuk mahasiswa sebagai makluk intelektual yang mandiri, berkarakter serta berkemampuan lebih.
Pada dasarnya mahasiswa adalah insan akademis, maka citra yang harus ditampilkan oleh mahasiswa ditengah-tengah masyarakat adalah citra yang mencerminkan karakter budaya ketimuran, sikap kemandirian dan kemampuan intelektualnya.
Citra ini akan tampil dalam perwujudan daya nalar dan daya analisis yang kuat terutama dalam menuangkan gagasan untuk penyusunan program dan kegiatan yang berkualitas.
Dewasa ini sebagian besar mahasiswa masih belum mencerminkan citra dan sikap sebagai seorang insan akademis yaitu memahami etika, adab sopan santun dan tata cara berkomunikasi, pemahaman terhadap hak dan kewajiban dan rasa tanggung jawab.
Maka dengan bergabungya mahasiswa dalam berbagai organisasi diharapkan akan dapat merubah pola pikir seorang mahasiswa sehingga mampu mengembangkan dan mengaktualisasikan diri serta meningkatkan daya saing pribadi seorang mahasiswa.
Ditulis oleh : Zulkifli, M.Kom
Dosen Universitas Almuslim Bireuen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar