Iklan Bawah Artikel

Niat

Niat
Sumber : Google
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Semalam mengikuti pengajian rutin di Masjid Al Falah Desa Blang Me Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh yang diasuh oleh Ustad Muhammad Arifin, kajian yang dibahas sangat bermanfaat mengenai Hadist Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasalam, bunyi Hadistnya sebagai berikut :
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]

Kesimpulan dari kajian tersebut sangat menarik untuk dibahas, karena berkenaan dengan kehidupan sehari-hari.

Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya, pada kalimat pertama pada Hadits tersebut menjelaskan bahwa sesuatu amalan yang dikerjakan berdasarkan niatnya. 


Jika tidak ada niat makan semua amalan akan sia-sia. Misalnya saat Shalat, jika kita tidak niat maka shalat itu tidak bernilai ibadah dan niat harus dilakukan sebelum shalat. 

Niat dalam artian disini kita harus tahu apa yang akan kita lakukan. Untuk ibadah puasa ramadhan, niat harus dilakukan sebelum subuh atau pada waktu malam hari, jika lupa berniat pada malam hari maka puasa yg dilakukan hanya menahan lapar dan dahaga saja tanpa ada imbalan pahala didalamnya. 

Berbeda dengan puasa sunnah, niat boleh dilakukan setelah shalat subuh dengan syarat setelah shalat subuh belum makan minum dan lainnya yang membatalkan puasa. Intinya ibadah tanpa niat hanya menjadi amal sia-sia.


Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Pada kalimat kedua ini, menunjukkan tujuan kita saat berniat, jika dalam hal ibadah kita ingin dilihat atau dipuji orang lain, maka kita akan kehilangan keikhlasan beribadah dan akan mendapatkan apa yg diinginkan, yaitu dilihat dan dipuji manusia. 


Dalam hal lain dikehidupan sehari-hari, misalnya soal makan minum, jika kita niat makan minum untuk menghilangkan lapar dan dahaga, maka makan minum kita hanya sekedar makan minum saja tanpa ada pahala di dalamnya, tapi jika makan minum kita niatkan untuk mengikuti perintah Allah Subhanahu Wa ta'ala maka kita akan mendapatkan pahala didalamnya. 

Jika dalam kegiatan sehari-hari niatkan karena Allah, maka ucapkan Bismillah dalam setiap aktifitas.

Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju. 


Pada kalimat ketiga ini, menjelaskan tujuan kita saat berhijrah. Misalnya, kita ingin merantau ke suatu negeri, tujuan kita merantau untuk mendapatkan harta biar bisa kaya, maka dari niat ini saja kita sudah tau bahwa yang akan diperoleh harta, tanpa ada pahala hijrah kita ini. 

Jika hijrah kita karena ingin memperoleh ridha Allah dalam menafkahi keluarga, maka dari niat ini saja kita sudah mendapat harta dan pahala karena menafkahi keluarga.

Inilah kesimpulan yang dapat diambil dari kajian yang kami ikuti. Jika ada kesalahan pengetikan ini bukan dari Ustad Muhammad Arifin, tapi kesalahan penulis dalam mengambil kesimpulan. Semoga bermanfaat untuk kita semua.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

2 komentar: